SELAMAT DATANG.................

Selamat datang di Blog Saya......
21.55

आईटी में

JAKARTA, SENIN - Pondok pesantren di Indonesia memiliki modal sosial yang besar dalam melakukan perubahan sosial. Modal yang besar tersebut dapat dimanfaatkan dan diarahkan pada perubahan-perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Pernyataan itu dikemukakan Direktur The Wahid Institute, Yenny Zannuba Wahid di Hotel Griya Wisata, Jakarta Pusat, Senin (24/3).

21.45

21.26

PERUBAHAN SOSIAL

Sosial Budaya Indonesia

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan

21.12

KUMPULAN MAKALAH

IT BOUT YOUR WORLD ...............

PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT PERLU KOMITMEN BUKAN HANYA TEKAD
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. mengatakan, sumber daya alam di darat semakin terbatas sedangkan tuntutan kebutuhan pembangunan nasional sudah mendesak, maka pemanfaatan sumber daya alam di laut menjadi alternatif yang harus dipilih tetapi memerlukan penguasaan teknologi rekayasa maritim yang sarat dengan high-tech dan high-cost, sehingga untuk mengadopsi dan mengaplikasikannya dibutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, profesional dan berdedikasi tinggi serta memiliki disiplin ilmu berbasis kemaritiman yang dibarengi kerjasama transfer of knowledge melalui peran aktif semua komponen bangsa.
Hal ini menyadarkan kita semua, betapa pentingnya penguasaan teknologi rekayasa maritim oleh bangsa sendiri. ”Untuk itu, tidak cukup hanya dengan tekad dan semangat saja, tetapi juga adanya komitmen yang kuat serta keseriusan dari berbagai pihak untuk melakukan percepatan penguasaan rekayasa teknologi maritim, diantaranya melalui penerbitan peraturan perundang-undangan dan ditindaklanjuti dengan kerjasama dibidang pendidikan dan pelatihan serta penelitian sebagai kontribusinya dalam percepatan pembangunan nasional,” kata Kasal Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. pada Seminar Nasional Maritim Tahun 2009 di Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut Surabaya, Selasa (3/2).

Realitas yang kita hadapi dalam rangka penguasaan rekayasa teknologi maritim saat ini, bukan hanya mampu membeli dan mengoperasikannya saja, melainkan kita harus mampu mengadopsi teknologi tersebut dan mengembangkannya secara mandiri, sebagaimana semangat yang dibangun oleh pemerintah melalui program kemandirian nasional dengan melibatkan tiga komponen bangsa, yakni akademisi, industri strategis nasional/swasta dan pemerintah.
Pada seminar tersebut juga tampil sebagai pembicara Pembantu Rektor IV ITS Prof. Dr. Eko Budhi Djatmiko, MSc, dengan pokok bahasan Penguasaan dan Rekayasan Teknologi Maritim Dalam Rangka Menumbuhkembangkan Sektor Maritim Untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Nasional, Mayjen TNI (Mar) Nono Sampono dengan topik Pendidikan Berbasis Maritim, Prof. Dr. Yatim Riyanto, M.Pd tentang Pengembangan Kurikulum Pendidikan Berbasis Maritim Pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Daniel M. Rosyid membahas Kebijakan Pemerintah, Peran Para Ilmuwan dan Teknologi Maritim dibidang Rekayasa Teknologi Maritim, dan Dirut PT. PAL Indonesia mengupas tentang Rekayasa Teknologi Maritim Untuk Menumbuhkembangkan Sektor Maritim.


Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Kegiatan Ekonomi
Semua sumber daya alam bermanfaat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dinamakan kegiatan ekonomi. Manusia melakukan berbagai jenis usaha dalam memanfaatkan sumber daya alam. Sumber daya alam ada yang dapat dimanfaatkan atau dikonsumsi secara langsung. Namun ada pula sumber daya alam yang harus diolah terlebih dahulu. Maka dilakukanlah usaha pengolahan atau produksi. Seperti usaha mengolah sawah dan kebun, usaha kerajinan dan industri. Selain itu agar sumber daya alam dan hasil pengolahannya dapat tersebar di berbagai tempat dilakukan upaya distribusi. Usaha ini dinamakan usaha perdagangan. Untuk lebih lengkapnya tentang bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam, marilah kita ikuti penjelasan berikut:

1. Bentuk Kegiatan Ekonomi
Bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya
alam antara lain:
a. Pertanian
Usaha pertanian merupakan bentuk usaha mengolah tanah dan
menanaminya dengan berbagai jenis tanaman. Bentuk usaha pertanian
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni sawah, tegal dan ladang.
1) Sawah
Sawah merupakan bentuk pertanian pada lahan basah. Hasil utama pertanian pada lahan basah adalah padi. Negara kita termasuk negara
penghasil beras, bahkan pernah mengekspor beras.
Namun sebaliknya sekarang kita justru mengimpor beras dari luar negeri. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan yang terus meningkat serta hasil pertanian yang menurun. Tahukah kamu mengapa hasil pertanian
kita menurun? Antara lain adalah karena sistem pengolahan yang belum modern dan semakin sempitnya lahan untuk pemukiman dan pabrik. Sebab lain adalah banyaknya penduduk desa yang memilih pergi
mengadu nasib di kota daripada menjadi petani di desa.
2) Tegal
Tegal merupakan bentuk pertanian pada lahan kering. Tegal tidak terlalu
membutuhkan air. Biasanya hanya mengandalkan air hujan. Hasil
pertanian tegal antara lain tebu, nanas, jagung, ubi dan singkong. Tebu
merupakan bahan baku pembuatan gula. Sedangkan singkong
merupakan bahan baku pembuatan tepung tapioka.